kamu orang beruntung yang ke :

Senin, 29 Desember 2014

Aku Ingin Menjadi Mama

Assalamualaykum readers...
wait, jangan salah paham dulu. ini bukan postingan seorang remaja labil yang lagi ngebet pengen nikah. tapi melalui posting ini aku bercerita pada siapa saja betapa aku mengagumi Mama :*

Kalo dibilang posting ini dalam rangka hari ibu, udah telat sih hari ibunya. honestly, aku salah satu orang yang nggak begitu excited dengan perayaan hari ibu tanggal 22 desember. alasannya?

  1. Perjuangan ibu terlalu banyak. Pengorbanan ibu terlalu berat. Kasih sayang ibu terlalu melimpah. untuk dibandingkan dengan perayaan 1 hari dalam setahun (1 : 365). padahal dari kecil kita udah sering denger kan "kasih ibu kepada beta... TAK TERHINGGA SEPANJANG MASA". dengan waktu sepanjang masa aja masih tak terhingga men... apalagi dengan perayaan hari ibu 1xsetahun. Rata-rata manusia hidup 60-70 tahun. It means, kalaupun seumur hidup kita selalu ngerayain hari ibu, totalnya cuma sekitar 70 hari! belum lagi dikurangi masa kecil kita waktu belum tahu kapan hari ibu dan urgensi hari ibu. Bahkan itupun kuantitas harinya cuma 1/4 dari waktu yang ibu korbankan untuk membawa kita kemana-mana di rahim beliau sebelum kita lahir di dunia ini : 9 bulan 10 hari mengandung = 9x30 hari + 10 hari = 280 hari. 70 : 280 = 1 ; 4. Belum lagi waktu ibu menyusui kita, waktu ibu mengajarkan kita di masa emas perkembangan otak kita, waktu ibu pertama kali menyekolahkan kita, sampai tahap ini...
  2.  Aku takut, perayaan hari ibu itu bisa jadi alasan aku buat 'mengabaikan' mama di hari-hari lain. Aku takut, mengungkapkan rasa sayang ke mama cuma jadi rutinitas tiap tahun. Jadi untuk apa 1 hari ibu itu, sementara kita punya 364 hari lainnya untuk memuliakan ibu? hmm salah redaksi. ... sementara kita harus memuliakan ibu di 364 hari lainnya juga. Jadi untuk apa hari ibu? untuk menutup-nutupi rasa bersalah mereka yang tidak pernah punya waktu untuk ibunya?
  3. Kalau alasannya "kan udah tiap hari menyayangi ibu, nah enaknya ada satu hari dimana kita memberikan kasih sayang paling spesial". kenapa cuma satu hari? kenapa kita nggak selalu memberikan kasih sayang kita yang paling spesial buat yang paling berhak dikasihi dan dihormati setelah Allah ta'ala dan Rasulnya?

Akupun bukan orang yang paling baik dalam memuliakan ibu. Tapi paling tidak, dengan tidak "membesar-besarkan" hari ibu yang hanya 1 hari itu, aku berusaha untuk menghargai dan memuliakan pengorbanan dan kasih sayang mama yang sudah terlalu banyak untuk dihitung dalam skala hari. Walaupun aku yakin, diberi jumlah hari sebanyak apapun, nggak bisa membalas kualitas kasih sayang mama. sebenernya aku juga ragu, menggunakan kata "kuantitas" dan "kualitas" disini, karena Kasih Sayang dan Pengorbanan ibu itu bukan sesuatu yang bisa dihitung, bahkan dilogikakan.
tidakkah terlalu hina untuk dibandingkan dengan 1 hari?

dan yang diatas itu adalah tulisan dari sudut pandangku soal hari ibu.

Mama mungkin bukan wanita yang secerdas aisyah, sesabar fatimah, selembut khadijah, setegar ummu sulaim, dan seberani shafiyah. Tapi Mama adalah orang terbaik yang dipilihkan Allah untuk mengajarkanku tentang kehidupan, mengajarkanku kasih sayang dan ketulusan, mengajarkanku perjuangan dan pengorbanan, dan tentu membimbingku untuk mencintai-Nya.

Aku kagum dengan ketangguhan Mama
Aku kagum dengan kelembutan Mama
Aku kagum dengan kecerdasan Mama
Aku kagum dengan keshalihaan Mama
Aku kagum dengan kesederhanaan Mama
Aku kagum dengan perhatian Mama
Aku kagum dengan pengertian Mama
Aku kagum dengan masakan Mama
Aku kagum dengan kemampuan mengatur Mama
Aku kagum dengan insting Mama
Aku kagum dengan selera humor Mama
Aku kagum dengan ke-on time-an Mama
Aku kagum dengan cara kerja Mama yang tekun, gesit dan fokus.


hmm, tekun, gesit, dan fokus???
Huaaaa kenapa aku malah lari ke blog, padahal proposal metode penelitian melambai-lambai minta dikerjain. belajar dari mama : tekun, gesit dan fokus !!

wassalamualaykum ^^


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar