kamu orang beruntung yang ke :

Rabu, 11 September 2019

Menjadi Bunga-Bunga yang Tidak Pernah Layu



"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian,
dan tidak pula kepada rupa kalian,
tapi Dia melihat kepada hati kalian" - HR.Muslim

Nggak perlu lah sedih karena timbangan yang ga ideal, karena ngga akan dihisab oleh Allah.
Nggak usah sedih karena hidung pesek, itu nggak dihisab sama Allah.
Nggak usaaah minder karena kulit hitam ngga mulus, karena itupun ngga dihisab oleh Allah.

Beda nih kalo nggak berhijab, nggak mencari ilmu agama, nggak menjaga diri, nggak (berusaha) shalihah... ini baru dihisab T_T

Muka cantik, kulit putih, hidung mancung, badan langsing semampai,
PERCUMA, kalau kita doyan pamer. cantiknya malah bisa menjerumuskan kita ke neraka,
naudzubillaah kaan...

Punya rumah mewah, mobil keren, perhiasan, baju dan tas branded,
PERCUMA, kalau ngga ada nilai ibadahnya. justru memperbanyak hisaban di akhirat dan ingeet semua itu harus dipertanggung jawabkan...

Nggak usah iri, sama yang punya wajah cantik, kulit putih, tubuh proporsional,
karena sebenernya beraat banget deaarr, jaga diri supaya amanah (kan semua pemberian Allah),
malah sangat rentan pamer, dan rentan fitnah T_T

Nggak usah iri sama yang punya mobil, rumah mewah, serta emas berlian,
itu semua masih ada harganya yang berarti masih bisa dibeli oleh uang.

SADAARRRLAAH ANDAAH DEAR WANITAAAH...
kamu itu LEBIH MAHAL dari seluruh PERHIASAN DUNIA.
WANITA SHALIHAH yang tak ternilai harganya.
yang mampu menutup auratnya,
yang menjaga pandangannya,
yang terjaga kecantikannya hanya untuk yang halal baginya,
yang indah akhlaknya,
yang hebat ilmu agamanya,
yang santun tutur katanya,
dan bermanfaat bagi sekelilingnya...

Nggak perlu jadikan wanita kuffar sebagai panutan kita lah,
dan jangan pernah bandingin diri, ngga apple to apple...
kita punya tujuan, menjadi bidadari-bidadari surgaNya Allah...
sementara kehidupan mereka sibuk dengan berloba-lomba dalam maksiat yang Allah ngga suka.

Boleh iri deh, Tapi sama mereka...
Wanita-wanita shalihah yang nggak pernah tergiur dengan gemerlapnya perhiasan dunia yang semu dan sementara ini. Sebab mereka paham betul, Allah dan rasulNya sendiri yang telah menyematkan gelar pada mereka : SEBAIK-BAIK PERHIASAN DUNIA.

Maasyaa Allah...
Semogaa kita semua dikuatkan untuk selalu berusaha menjalankan perintah dan jauhi larangan Allah, menjadi bunga-bunga yang tidak pernah layu keimanannya.... uhibbukunna fillah, shalihah <3 p="">

-inspirasi dari ummu alila.

♥--READ MORE--♥

Jumat, 07 Juni 2019

Hanyalah yang mampu membuatku percaya



Kata mereka, aku si perempuan 'pemberontak'.

Apakah sifat wanita yang keras kepala dan tidak-iyaiya-saja, membuat seorang wanita tidak bisa menjadi istri sholihah, ketika saatnya ia menikah?
Aku rasa, itu tidak berkaitan sama sekali.

Aku memang protes ketika sebuah kesalahan terus menerus dibiarkan. Aku tidak akan diam ketika hak seseorang direnggut. Aku tak ragu memberontak ketika seseorang dzalim.

Tapi aku akan tunduk, sepatuh-patuhnya kepada hal yang berdasar perintah Allah dan Rasulullah. Tidak ada protes, karena aku sadar betul, bukan kapasitasku, jika ada yg salah pasti itu sepenuhnya karenaku. Sami'na wa atho'na.

Aku cenderung sinis dan menolak, kepada laki-laki yang memang bukan hak nya untuk menjadi qowwam bagiku. Apalagi yang tidak sesuai dengan value ku. Adalah sebuah bentuk penjagaan diri, agar aku tidak diperdaya oleh laki-laki yang tidak layak. Laki-laki modus? Hempaskan saja.

Aku coba bercermin pada akhlaqku kepada laki-laki yang saat ini paling berhak atasku, Ayah. Hmm memanglah tidak sempurna, namun mana terlintas dalam hidupku berkata keras pada laki-laki yang hidupnya dihabiskan untuk menghidupiku. Meski kadang terlibat dalam perdebatan ringan (yg kusadari itu cara ayah melatih cara berpikirku), tidak pernah ada emosi.

Dan aku sadar betul,
Hanya seorang laki-laki dengan value yang sejalan dengan yang ku miliki, Sekufu, serta mampu menjadi qowwam lah, yang bisa membuatku percaya kemana bahtera akan dilayarkan. Yang membuatku ikhlas sepenuh hati, bahwa bukanlah aku yg memegang kendali, namun aku yakin bersamanya bahtera bisa berlabuh di surgaNya Allah.

♥--READ MORE--♥

Minggu, 21 April 2019

Selesai dengan Diri Sendiri


Assalamualaikum readers...
Akhirnya ada waktu untuk nulis lagi, dan semoga di tulisan kali ini Allah turunkan hidayah untuk wiwin supaya bisa nulis yang agak berfaedah ^^



Bismillaah, kemarin baru aja ikut kajian tentang parenting nabawi. daaan... tentu saja yang akan aku tulis bukanlah ilmu parentingnya karena belum layak buat nulis begituan wkwk. Tapi lebih ke fenomena akhlaq anak muda jaman sekarang yang bisa jadi disebabkan faktor pengasuhan masa kecil.


Pernah nggak sih, kita ketemu orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan? 

kekanak-kanakan itu bukan minta beliin balon, eskrim, atau minta mandi bola di mall. No
Tapi lebih ke egosentrisnya belum terselesaikan, ingin selalu terlihat hebat didepan orang lain atau hatinya mudaaah sekali terluka oleh hal-hal yang harusnya biasa aja menurut orang kebanyakan. Atau, kalo soal ibadah, sholatnya orang tersebut nggak ada bedanya sama sholat anak-anak yang baru belajar sholat, ya cuma sekedar gerak dan baca aja tapi ngga ada feel dan nggak ada kecintaan terhadap ibadahnya. Naah, itu indikasi seseorang yang egosentrisnya belum selesai.

Kenapa bisa begitu ya... 

Jadi kata seorang ustadz yang juga pakar psikologi islam:
Seorang anak sampai usia 7 tahun berada dalam Fase Penuntasan Egosentris. Ego nya harus dipuaskan, diselesaikan. Anak harus merasa dirinya paling penting sedunia, supaya dia bisa tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri nantinya. Tentu saja, nggak ada orang tua yang ingin sengaja membuat anaknya jadi tidak percaya diri. Mungkin karena keterbatasan ilmu pengetahuan atau ketidak sengajaan, beberapa hal menyebabkan egosentris anak menjadi tertekan di usia tersebut. Misal, anak berantem sama anak lainnya langsung dimarahi, padahal itu adalah proses pembelajaran si anak. Jika egosentris itu nggak terselesaikan di fase 0-7 tahun, maka anak akan merasa terlukai, dan sewaktu-waktu egosentris tersebut bisa meledak, dan menjadi orang dewasa dengan Innerchild. 

Masa penuntasan egosentris itu juga adalah masa emas untuk menanamkan kecintaan. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul, cinta kepada Quran, cinta kepada ibadah, cinta kepada orangtua, dll... Cinta bisa tumbuh kalau egosentris anak terpuaskan. Dan kalau sudah cinta, insyaa Allah di masa-masa mendatang bagaimanapun minat, bakat, dan cita-cita anak tersebut, dia tahu apa tujuan hidupnya dan bagaimana menjadi seseorang yang berakhlaq mulia :))


( Udah ah cukup bahas anak nya he he he

Kita bahas yang relate sama anak muda azaaa ~~~ )


Apakah kita sudah selesai dengan diri sendiri? 

Orang yang sudah selesai dengan diri sendiri itu...
Akan tetap sabar dan tenang saat mendapat ujian dari Allah.
Dan sama tenangnya saat mendapat keberuntungan dari Allah.




Dia tetap terkendali saat difitnah, diejek, dan di caci.
Dan tetap kalem saat di sanjung, nggak besar kepala.




Dia tetap rendah hati saat diberi kekuasaan atau jadi pemimpin
Dan juga santun saat menjadi bawahan.




Dia bersikap biasa saja ketika makan di restoran mewah
tapi juga tidak menolak makan di warung sederhana




Dia tidak bangga saat naik mobil mewah
juga tidak minder saat naik bajai atau angkutan umum




Dia tidak rakus dan menimbun saat diberi kesempatan kaya
dan tidak mengeluh apabila jatuh miskin




Dia menggunakan sandang papan dan peralatan untuk di gunakan sesuai fungsinya,
bukan untuk dipamerkan merknya kemana-mana




Mata mereka sudah tidak siau dan tidak tergoda dengan bungkus dan pernak pernik aksesoris
Mereka berteman tana membedakan status sosial, gelar atau posisi.




Orang-orang seperti ini lebih memilih arti hidup.
Mereka "Sudah selesai dengan dirinya sendiri" 




Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tapi jiwanya sudah berada di langit.
Ego sentris dan segala ke-Aku-an sudah ditaklukannya.
untuk mereka, hidup yang mereka jalani hanyalah sekedar peran fana 
dari Allah Al-Mutakabbir.




Lalu, untuk kita yang sudah tidak berada di Fase Penuntasan Egosentris lagi, Apakah sudah terlambat? Apa yang bisa kita lakukan? Menyalahkan keadaan? Menyalahkan orangtua yang salah pengasuhan? Menyalahkan diri sendiri? tentu tidak satupun dari semua itu.


Yang bisa kita lakukan adalah...

  1.  Muhasabah, bener-bener renungi penyakit hati apa yang belum tertuntaskan dari diri kita.       ex : mungkin aku ini memang masih belum ikhlas. aku ini masih suka sombong.
  2.  Akui dan terima bahwa kita memang masih punya egosentris yang belum tertuntaskan. 
  3.  Tazkiyatun nafs / sucikan jiwa. cara termudahnya, banyak istighfar kepada Allah. dan pelan-pelan cari ilmunya...
  4.  Setelah semua itu, berpikir positif dengan sepenuh keyakinan bahwa kita bisa selesai dengan   diri kita sendiri :)

Alhamdulillaah yaah... kita sebagai anak muda yang ingin segera menikah dan memiliki keturunan yang shalihshaliha  sedikit demi sedikit sudah aware terhadap pentingnya Selesai dengan Diri Sendiri. Karena apa, ini akan menjadi lebih complicated kalau nanti kita punya pasangan sementara dengan diri sendiri saja kita tidak bisa mengendalikan, gimana mau against the world together gituuloo ~

Parahnya lagi, orangtua-orangtua yang belum selesai dengan dirinya sendiri bisa menurunkan atau bahkan melampiaskan pada anak-anak lucu yang tidak berdosa itu :(  

Well, saatnya kita buat cut off warisan-warisan yang tidak seharusnya diturunkan tersebut, dengan ILMU. Semangat belajar dan memperbaiki diri buat kita!




Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
with love, wiwin.
♥--READ MORE--♥

Rabu, 27 Maret 2019

See you, Doc!


Hari yang tidak begitu cerah, hujan turun dengan awet. Mungkin semesta memahami, kami anak-anak yang sedih, karena kehilangan salah satu guru terbaik. Oase di tengah panas teriknya kehidupan koas ini.

Ekspresi yang paling wajar ditunjukan seseorang dalam keadaan ini mungkin menangis. Tapi, hatiku rasanya masih belum ikhlas saja untuk menangis. I need to express my words. Dengan harapan bisa menangis setelahnya... 

-----

Tentang Dokter D.
Banyak yang aku pelajari dari sosoknya yang sederhana, tidak terlalu banyak bicara, dan penuh kehangatan. Meski harus jauh dari keluarga, tidak membuatnya sekalipun mengeluh. Jangankan itu, menunjukkan wajah tidak suka pun hampir tidak pernah. Untuk kamu yang mengenalnya, apa pernah beliau datang tanpa wajah yg cerah?

Terlebih,
He vaccinates us with confidence.
There's no obstacles that cant be defeated.

Dulu, prosto yang semasa kuliah kerap kali membuatku menangis. Kupikir, ah memang susah dipahami ilmu ini.

But no, since i met you, doc. Aku si mahasiswa koas bermental jeli ini (lembek tp ga begitu mudah hancur) nggak akan lah rajin kerja prosto, kalo bukan karena ada beliau. Cek saja rekam medis pasienku, 70% tanda tangan beliau...

Theories are in your head. Tapi beliau berhasil menyulap prosto terlihat menjadi sesuatu yg bisa di logika, di nalar, dan sungguh aplikatif.

Sampai, ku dengar kabar. 
Beliau resign. Ha???

-usut punya usut, 1 tahun, bukan waktu yang sebentar bagi beliau untuk berpikir meninggalkan lingkungan ini. Iya, ku akui memang bukan sebuah lingkungan yang sehat dan ideal-

Sangat menghargai perjuangan beliau untuk bertahan. Tapi ketika harga diri sudah diinjak, kita sebagai manusia punya pilihan. 

Kalau aku bayangkan berada di posisi itu, tidak perlu ditanya, pasti aku langsung angkat bendera putih. Tapi beliau bertahan, dengan segenap kesabaran. Yang kini aku paham, diamnya itu bukan tanda ketidak berdayaan, diamnya itu, justru adalah perjuangan.

Sampai pada suatu titik. Diam itu tidak lagi bisa menjadi senjata. Then, you need to do something. Pergi. Itu keputusan terbaik yang bisa diambil oleh seseorang yang berpikir dengan jernih.

Thank you, doc. 
Walaupun dokter tidak pernah beretorika, aku berhasil mengambil sebuah pelajaran dari dokter.
Bertahanlah pada nilai yang kita pegang..
Walaupun dijatuhkan, harga diri kita diinjak2.
Jangan sampai pernah merubah value diri.
Walaupun rasanya lingkungan sama sekali tidak bersahabat dengan kita.
Bukan berarti nilai yg kita pegang salah.
Mungkin tuhan sedang mempersiapkan lingkungan yang jauh lebih baik

Salah satu yang ku ingat dari beliau,
 tulus dari hati seorang guru : 

"Saya tidak pernah menyalahkan mahasiswa. Karena saya gurunya. Kalau mahasiswa salah, saya lah yang harusnya disalahkan, saya belum berhasil menyampaikan ilmu yang saya miliki kepada mereka" 

------

Tidak ada yang perlu disesalkan. Mungkin kami akan sedih, kehilangan, sesaat. But trust us, dengan ilmu kehidupan yang beliau ajarkan, kami tidak takut menghadapi separuh perjalanan kedepan. Saksikan, kami murid-murid dokter, akan menjadi dokter-dokter gigi hebat diseluruh nusantara. Aamiin, insyaa Allah.

You win our hearts. You win All your students' heart! Seorang guru yang ketika pergi, kami sungguh2 merasa kehilangan. Dan tidak ada yang bisa kami kenang kecuali dedikasinya.

May Allah always protect you and your family, and fulfill your life with blessings and happiness...!

-----


... and i just started to cry 😢
♥--READ MORE--♥

Senin, 12 November 2018

Penahan Rindu Ulung



Jangan suruh aku menanti
Karena aku penahan rindu ulung.
Aku bisa tetap berdiri bertahan,
Walau kau mungkin sudah lupa.

Jangan suruh aku menanti
Karena aku penahan rindu ulung.
Sampai kau takkan percaya,
Waktu yang kuhabiskan untuk diam.

Jangan suruh aku menanti,
Kecuali dengan satu kepastian,
Bahwa kau akan datang.

-wnf
♥--READ MORE--♥

Jumat, 21 September 2018

Yang Sempat Aku Tulis di 2017

Assalamualaikum...


Feeling nostalgic! Nulis blog sekarang bukan lagi rutinitas, karena jujur aja mempertahankan ide nulis sampai dia menjadi tulisan yang layak itu nggak mudah. Apalagi sekarang banyak media yang lebih instan : kultwit twitter, deretan instastory,dll. Alhasil membuat aku semakin malas nulis di blog sekarang yang tidak ada visitornya ini (kayaknya). Apalagi sekarang, aku lebih suka baca tulisan orang aja sih, kayak lebih baguus gitu tata bahasanya...

Walaupun sebenernya didalam hati tetap ingin menulis sesuatu.
tapi nggak tau gimana caranya memulai ini lagi.

Until i started to open my draft. and i found...
sebuah tulisan galau-galau di awal tahun 2017...


------
2017

Assalamualaikum readers! akhirnya nulis lagi... 

Semester terakhir sudah berlalu. 7 semester.
Semakin paham polanya, kalau aku baru tergerak untuk nulis disaat-saat genting. kapan? menjelang ujian. padahal sebenernya ini adalah distraksi untuk belajar... tapi nggak papa semoga ini bisa dimaafkan karena lumayan produktif.

banyak hal yang terjadi beberapa bulan terakhir ini.
.
Yang kawan banyak berubah jadi lawan.
Yang suka banyak berubah hilang rasa.
Yang dekat lama-lama tak terlihat.
.
Undangan pernikahan silih berganti.
Orang kerumah dateng dan pergi.
dan aku, belum juga jadi dokter gigi.
.
apaya highlightnya...
terlalu banyak nama dan peristiwa.

Ikut pengajian eh di bubarin ( dan drama perdebatan yang dibesar-besarkan)
Skripsi akhirnya dibukuin. (dan cerita jatuh bangun ngejer kaki dikepala kepala di kaki)
Rohis hampir disahin. (dan cerita penolakan-penolakan hingga dapet ketum yang tepat)
Harus pisah dengan si merah. 
.
Ibu kemarin dateng kesini dan bilang...
"tahun ini mbak 20 tahun ya. udah mau wisuda. Mama dan papa baru sadar dulu ngelepas mbak masih kecil banget, disuruh berjuang di tempat orang. Dengan seluruh jatuh bangun perjuangan mbak ulil. Walaupun mama nggak selalu ada, tapi mama kan tau.. mbak ulil selalu cerita. Nggak kerasa ya. Berapa tahun lagi sudah mau nikah aja.. "kalau nggak salah kayak gitu. 

Tapi ya ini jujur. Kalo dibuat cerita, hidup aku yang Allah kasih ini tuh menyenangkan, seru, berwarna. Ya ujiannya seru, Ya usahanya seru, Ya hadiah dari Allah ya nggak tanggung-tanggung. Walaupun nggak semuanya bisa aku ceritain di sosmed.

Aku biasa makan di restoran. Dan senang kalau diajak makan di restoran.
Tapi menikmati banget kalo bisa makan lalapan berdua pinggir jalan sama ibu.
Atau berburu jajan murah sama temen-temen se geng. sambil ngitung sisa duit receh hihi...

Aku biasa naik mobil. Enak nggak panas nggak kehujanan.
Tapi aku menikmati jalan kaki panas-panasan sama temen-temen menuju kajian.
Sambil ngobrolin jodoh atau nikah muda.
atau hujan-hujan motoran sama temen-temen sambil bersenandung di jalan.

Aku bisa aja kalau mau punya pacar, 
walaupun nggak cantik tinggi semampai kayak artis, 
ibuku bilang aku punya kepribadian yang menyenangkan. 
tapi, aku masih menikmati waktu luang dengan keluarga, teman,
atau pikiranku sendiri. seperti ini. 
dan aku masih sangat menikmati, waktu berdua, bersama-Nya.

Aku bisa aja kalau mau tampil sosialita. ya walaupun agak berat.
Yang jelas, ngeberatin orangtua!
tapi selain itu, aku nggak mau dihargai karena itu.
Aku ingin dikenal dengan kesederhanaan.
Ingin disayangi dengan ketulusan.


Duu ngomong opoto win.
sorry for the long ngomong coro.

----

HAHA!
itu tadi tulisan lebih dari setahun yang lalu.
Yang menarik dari blog adalah, tulisan jadi tidak lekang oleh waktu. tulisan lama yang sudah tidak relevan pun tetap terasa menyenangkan untuk dibaca lagi. Paling enggak jadi pelajaran, bahwa dulu begitu cara aku berpikir.

Dalam setahun, banyak yang berubah dari kehidupan. termasuk caraku menyikapi sesuatu.
Semoga pelan-pelan semakin menjadi dewasa dan bijaksana. ^^











♥--READ MORE--♥

Kamis, 12 Januari 2017

Win, Kamu Nggak Pinter...

Assalamualaykum readers...
Ini post yang didasari oleh galau H-2 Ujian Teori Oral (lisan) dan Habis ditanya-tanyain dosen untuk persiapan klinik.

Tadi pagi, aku dites oleh dosen di sebuah departemen di kedokteran gigi.
Dan.. Ada bagian yang bener-bener aku nggak bisa jawab beberapa kali.

Terus beliau bilang
" Win, Saya kira kamu itu pinter lho... Ternyata kamu sama aja sama si anu.."
Dan karena down dibilangin begitu, akhirnya aku udah nggak fokus sama pertanyaan si dosen...
jadi pas dosennya nanya lagi, aku perlu nanya ulang untuk klarifikasi pertanyaannya.
Akhirnya si dosen bilang
"Kamu tuh susah diajak komunikasi ya! Ngerasa nggak sama yang lain begitu? "

dan... semua dialog itu disaksikan sama beberapa temen aku.
dan tentu saja nggak ada yang bisa berkutik.

HUHUUU... selesai ditanya-tanyain bahkan aku ga berani ngecek aku dikasih nilai berapa.
Pasrah... bener-bener pasrah.

Pulang dari situ, aku ke perpus buat belajar ujian oral, pas banget masuk perpus langsung adzan dzuhur. Huhu, Allah tau aku butuh ngademin hati dulu baru bisa mulai belajar...

Habis sholat udah nggak seberapa kesel... terus iseng-iseng bikin bagan "WHATS WRONG WITH ME", siapa tau nemu solusi.



Nah, gitu. 
Bisa jadi aku memang nggak pinter.
Bisa jadi juga aku nggak bagus komunikasinya.
Tapi Aku punya Allah !!!

Bismillah.
Semoga bisa jadi penyemangat buat temen-temen yang lagi down.
Saatnya kembali belajar...
Wassalamualaikum ^^



♥--READ MORE--♥