Assalamualaikum readers!
Alhamdulillah akhirnya tergerak lagi buat nulis setelah lama berleyeh-leyeh manja...
Bukan sih.
Bukan leyeh-leyeh.
Sebagai pemuda yang menginginkan masa depan cerah memang sudah seharusnya kita menekan waktu santai-santai demi melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Salah satunya, MENTORING!
Gini, Hati manusia itu ibaratnya baterai hp. Kalo nggak di charge makin lama makin lemah. nah mentoring ini lah sarana pengisi dayanya.
Pas SMA aku sama sekaaaaliii nggak pernah mentoring, liqo, dsb. Dulu pas sma sering diajakin ikut liqo, tapi entah kenapa udah males duluan denger nama "liqo". Mungkin karena terlalu ke arab-araban. Dalam bayangan aku, liqo itu duduk dalem mushola terus dengeriiin orang ngomong sampe bosen. Huhu. Sedih banget dulu punya pemahaman seperti itu.
Hingga dunia kampus memperkenalkan aku pada indahnya liqo. Yang disini disebut dengan mentoring. Sebulan dua bulan aku jalani dengan terpaksa karena kewajiban sebagai maba (mahasiswa baru). Sampe pelan-pelan aku rasain sendiri perubahan pada diri aku.
Yang awalnya quran di kosan berdebu, aku jadi gabung komunitas odoj (one day one juz).
Yang awalnya ganti puasa ramadhan aja mestii nunggu mepet-mepet ramadhan berikutnya, aku jadi belajar puasa sunnah.
Yang awalnya tiap ketemu temen selalu ngerumpi, aku jadi belajar gimana bergaul tanpa ghibah.
Yang awalnya belajar hanya demi dapet nilai bagus, aku jadi tau hakikat belajar yang lebih tinggi.
Daaaaann jutaan manfaat lainnya hehe.
Itu yang aku rasain.
Tiap hari selalu ada inovasi baru buat kehidupan. Makin rapih dalam manajemen diri.
Dan untuk melakukan semua itu nggak sulit, serius.
Yang sulit itu, istiqomah nya.
Butuh lingkungan yang nyaman untuk mempertahankannya. Butuh teman yang satu tujuan untuk mendukungnya. Butuh mentoring sebagai sarananya.
Dan sekarang, dengan sendirinya aku ngerasa mentoring itu sebagai kebutuhan.
Aku yang butuh dimentori,
Lalu perlahan juga butuh memenuhi hak aku untuk mengembangkan diri sebagai mentor.
Pertama mentoring jaman ospek 2013, awal 2014 udah mulai sekolah-sekolah mentor, pelatihan dsb. akhirnya 2014 mulai nyoba jadi mentor.
Ingeeett bangeet dulu pas pertama jadi mentor excited banget. Sampee silabus di stabiloin semua, baca-baca buku yg terkait dan browsing-browsing. Sebelum ngementor konsultasi dulu sama mentor aku, apa udah bener yang aku sampein. Karena sebenernya yang paling aku takuti sebagai mentor itu adalah menyampaikan hal yang salah.
Menjadi mentor, aku pun belajar gimana mencuri hati. Hehe. Mencuri hati anak-anak mentoring (Mentee). Alhamdulillah, walaupun tiap tahun kelompoknya di rolling, dan generasi mahasiswa baru silih berganti... tetep masih keep in touch sama mentee-mentee pertamaku (yang tahun 2014).
Dan tadi siang dikirimin foto ini. Foto beberapa hari yang lalu pas ngementor anak-anak 2016.
Nggak kerasa udah tahun ke 3 jadi mentor. Dan tahun ke 4 kenal mentoring.
Ada doa yang indah banget yang biasa kami baca selesai mentoring. Namanya Doa Robithoh.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini,
Telah berkumpul karena kasih-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu memikul dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah,
kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong
(Versi arabnya bisa temen-temen search google, insyaa Allah ada).
Sekian post wiwin hari ini, wassalamualaikum!
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar