kamu orang beruntung yang ke :

Rabu, 27 Maret 2019

See you, Doc!


Hari yang tidak begitu cerah, hujan turun dengan awet. Mungkin semesta memahami, kami anak-anak yang sedih, karena kehilangan salah satu guru terbaik. Oase di tengah panas teriknya kehidupan koas ini.

Ekspresi yang paling wajar ditunjukan seseorang dalam keadaan ini mungkin menangis. Tapi, hatiku rasanya masih belum ikhlas saja untuk menangis. I need to express my words. Dengan harapan bisa menangis setelahnya... 

-----

Tentang Dokter D.
Banyak yang aku pelajari dari sosoknya yang sederhana, tidak terlalu banyak bicara, dan penuh kehangatan. Meski harus jauh dari keluarga, tidak membuatnya sekalipun mengeluh. Jangankan itu, menunjukkan wajah tidak suka pun hampir tidak pernah. Untuk kamu yang mengenalnya, apa pernah beliau datang tanpa wajah yg cerah?

Terlebih,
He vaccinates us with confidence.
There's no obstacles that cant be defeated.

Dulu, prosto yang semasa kuliah kerap kali membuatku menangis. Kupikir, ah memang susah dipahami ilmu ini.

But no, since i met you, doc. Aku si mahasiswa koas bermental jeli ini (lembek tp ga begitu mudah hancur) nggak akan lah rajin kerja prosto, kalo bukan karena ada beliau. Cek saja rekam medis pasienku, 70% tanda tangan beliau...

Theories are in your head. Tapi beliau berhasil menyulap prosto terlihat menjadi sesuatu yg bisa di logika, di nalar, dan sungguh aplikatif.

Sampai, ku dengar kabar. 
Beliau resign. Ha???

-usut punya usut, 1 tahun, bukan waktu yang sebentar bagi beliau untuk berpikir meninggalkan lingkungan ini. Iya, ku akui memang bukan sebuah lingkungan yang sehat dan ideal-

Sangat menghargai perjuangan beliau untuk bertahan. Tapi ketika harga diri sudah diinjak, kita sebagai manusia punya pilihan. 

Kalau aku bayangkan berada di posisi itu, tidak perlu ditanya, pasti aku langsung angkat bendera putih. Tapi beliau bertahan, dengan segenap kesabaran. Yang kini aku paham, diamnya itu bukan tanda ketidak berdayaan, diamnya itu, justru adalah perjuangan.

Sampai pada suatu titik. Diam itu tidak lagi bisa menjadi senjata. Then, you need to do something. Pergi. Itu keputusan terbaik yang bisa diambil oleh seseorang yang berpikir dengan jernih.

Thank you, doc. 
Walaupun dokter tidak pernah beretorika, aku berhasil mengambil sebuah pelajaran dari dokter.
Bertahanlah pada nilai yang kita pegang..
Walaupun dijatuhkan, harga diri kita diinjak2.
Jangan sampai pernah merubah value diri.
Walaupun rasanya lingkungan sama sekali tidak bersahabat dengan kita.
Bukan berarti nilai yg kita pegang salah.
Mungkin tuhan sedang mempersiapkan lingkungan yang jauh lebih baik

Salah satu yang ku ingat dari beliau,
 tulus dari hati seorang guru : 

"Saya tidak pernah menyalahkan mahasiswa. Karena saya gurunya. Kalau mahasiswa salah, saya lah yang harusnya disalahkan, saya belum berhasil menyampaikan ilmu yang saya miliki kepada mereka" 

------

Tidak ada yang perlu disesalkan. Mungkin kami akan sedih, kehilangan, sesaat. But trust us, dengan ilmu kehidupan yang beliau ajarkan, kami tidak takut menghadapi separuh perjalanan kedepan. Saksikan, kami murid-murid dokter, akan menjadi dokter-dokter gigi hebat diseluruh nusantara. Aamiin, insyaa Allah.

You win our hearts. You win All your students' heart! Seorang guru yang ketika pergi, kami sungguh2 merasa kehilangan. Dan tidak ada yang bisa kami kenang kecuali dedikasinya.

May Allah always protect you and your family, and fulfill your life with blessings and happiness...!

-----


... and i just started to cry 😢


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar