kamu orang beruntung yang ke :

Minggu, 21 April 2019

Selesai dengan Diri Sendiri


Assalamualaikum readers...
Akhirnya ada waktu untuk nulis lagi, dan semoga di tulisan kali ini Allah turunkan hidayah untuk wiwin supaya bisa nulis yang agak berfaedah ^^



Bismillaah, kemarin baru aja ikut kajian tentang parenting nabawi. daaan... tentu saja yang akan aku tulis bukanlah ilmu parentingnya karena belum layak buat nulis begituan wkwk. Tapi lebih ke fenomena akhlaq anak muda jaman sekarang yang bisa jadi disebabkan faktor pengasuhan masa kecil.


Pernah nggak sih, kita ketemu orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan? 

kekanak-kanakan itu bukan minta beliin balon, eskrim, atau minta mandi bola di mall. No
Tapi lebih ke egosentrisnya belum terselesaikan, ingin selalu terlihat hebat didepan orang lain atau hatinya mudaaah sekali terluka oleh hal-hal yang harusnya biasa aja menurut orang kebanyakan. Atau, kalo soal ibadah, sholatnya orang tersebut nggak ada bedanya sama sholat anak-anak yang baru belajar sholat, ya cuma sekedar gerak dan baca aja tapi ngga ada feel dan nggak ada kecintaan terhadap ibadahnya. Naah, itu indikasi seseorang yang egosentrisnya belum selesai.

Kenapa bisa begitu ya... 

Jadi kata seorang ustadz yang juga pakar psikologi islam:
Seorang anak sampai usia 7 tahun berada dalam Fase Penuntasan Egosentris. Ego nya harus dipuaskan, diselesaikan. Anak harus merasa dirinya paling penting sedunia, supaya dia bisa tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri nantinya. Tentu saja, nggak ada orang tua yang ingin sengaja membuat anaknya jadi tidak percaya diri. Mungkin karena keterbatasan ilmu pengetahuan atau ketidak sengajaan, beberapa hal menyebabkan egosentris anak menjadi tertekan di usia tersebut. Misal, anak berantem sama anak lainnya langsung dimarahi, padahal itu adalah proses pembelajaran si anak. Jika egosentris itu nggak terselesaikan di fase 0-7 tahun, maka anak akan merasa terlukai, dan sewaktu-waktu egosentris tersebut bisa meledak, dan menjadi orang dewasa dengan Innerchild. 

Masa penuntasan egosentris itu juga adalah masa emas untuk menanamkan kecintaan. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul, cinta kepada Quran, cinta kepada ibadah, cinta kepada orangtua, dll... Cinta bisa tumbuh kalau egosentris anak terpuaskan. Dan kalau sudah cinta, insyaa Allah di masa-masa mendatang bagaimanapun minat, bakat, dan cita-cita anak tersebut, dia tahu apa tujuan hidupnya dan bagaimana menjadi seseorang yang berakhlaq mulia :))


( Udah ah cukup bahas anak nya he he he

Kita bahas yang relate sama anak muda azaaa ~~~ )


Apakah kita sudah selesai dengan diri sendiri? 

Orang yang sudah selesai dengan diri sendiri itu...
Akan tetap sabar dan tenang saat mendapat ujian dari Allah.
Dan sama tenangnya saat mendapat keberuntungan dari Allah.




Dia tetap terkendali saat difitnah, diejek, dan di caci.
Dan tetap kalem saat di sanjung, nggak besar kepala.




Dia tetap rendah hati saat diberi kekuasaan atau jadi pemimpin
Dan juga santun saat menjadi bawahan.




Dia bersikap biasa saja ketika makan di restoran mewah
tapi juga tidak menolak makan di warung sederhana




Dia tidak bangga saat naik mobil mewah
juga tidak minder saat naik bajai atau angkutan umum




Dia tidak rakus dan menimbun saat diberi kesempatan kaya
dan tidak mengeluh apabila jatuh miskin




Dia menggunakan sandang papan dan peralatan untuk di gunakan sesuai fungsinya,
bukan untuk dipamerkan merknya kemana-mana




Mata mereka sudah tidak siau dan tidak tergoda dengan bungkus dan pernak pernik aksesoris
Mereka berteman tana membedakan status sosial, gelar atau posisi.




Orang-orang seperti ini lebih memilih arti hidup.
Mereka "Sudah selesai dengan dirinya sendiri" 




Kakinya menapak bumi dan menjalani realitas, tapi jiwanya sudah berada di langit.
Ego sentris dan segala ke-Aku-an sudah ditaklukannya.
untuk mereka, hidup yang mereka jalani hanyalah sekedar peran fana 
dari Allah Al-Mutakabbir.




Lalu, untuk kita yang sudah tidak berada di Fase Penuntasan Egosentris lagi, Apakah sudah terlambat? Apa yang bisa kita lakukan? Menyalahkan keadaan? Menyalahkan orangtua yang salah pengasuhan? Menyalahkan diri sendiri? tentu tidak satupun dari semua itu.


Yang bisa kita lakukan adalah...

  1.  Muhasabah, bener-bener renungi penyakit hati apa yang belum tertuntaskan dari diri kita.       ex : mungkin aku ini memang masih belum ikhlas. aku ini masih suka sombong.
  2.  Akui dan terima bahwa kita memang masih punya egosentris yang belum tertuntaskan. 
  3.  Tazkiyatun nafs / sucikan jiwa. cara termudahnya, banyak istighfar kepada Allah. dan pelan-pelan cari ilmunya...
  4.  Setelah semua itu, berpikir positif dengan sepenuh keyakinan bahwa kita bisa selesai dengan   diri kita sendiri :)

Alhamdulillaah yaah... kita sebagai anak muda yang ingin segera menikah dan memiliki keturunan yang shalihshaliha  sedikit demi sedikit sudah aware terhadap pentingnya Selesai dengan Diri Sendiri. Karena apa, ini akan menjadi lebih complicated kalau nanti kita punya pasangan sementara dengan diri sendiri saja kita tidak bisa mengendalikan, gimana mau against the world together gituuloo ~

Parahnya lagi, orangtua-orangtua yang belum selesai dengan dirinya sendiri bisa menurunkan atau bahkan melampiaskan pada anak-anak lucu yang tidak berdosa itu :(  

Well, saatnya kita buat cut off warisan-warisan yang tidak seharusnya diturunkan tersebut, dengan ILMU. Semangat belajar dan memperbaiki diri buat kita!




Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
with love, wiwin.


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar