kamu orang beruntung yang ke :

Jumat, 24 Februari 2012

Sinden Internasional

Yeeay udah hampir setahun ya nggak ngepost, blogger macam apa aku ini. oke ceritanya selama setahun ini aku telah bermetamorfosa menjadi wiwin yang lebih tidak cantik , lebih tidak tinggi dan lebih tidak langsing. Mungkin itu nggak penting. Selama setahun ini aku berkutat dengan tugas-tugas dan juga teman-teman tidak  lucu dan imut dikelasku :3
berkat mereka aku jadi berani mengeluarkan suara, mengekspresikan suara emas ku. Emas disini maksudnya emas yang disepuh sama besi, kandungan emasnya cuma sekitar 1% aja, itupun pas harga emas lagi anjlok. Tragis.  Terus juga berkat mereka wiwin kecil yang polos berubah menjadi wiwin 'setengah mateng' yang agak berat kalo dibilang polos.
Kembali lagi ke 'suara emas pas harganya anjlok'. Ceritanya, waktu itu, disaat Ayu Ting-ting baru booming gitu, banyak yang nyetel lagunya dikelas. dan langsung aja tanpa mikir aku ikutan nyanyi. dan reaksinya. Aku pikir mereka bakal speechless denger suaraku terus bangga punya temen kayak aku. ternyata, NGGAK !!! mereka ngetawain, bukan karena suaraku jelek. tapi karena suaraku yang ASLI DANGDUT. hmm, iya, DANGDUT !!! walaupun asli indonesia, entah kenapa aku geli aja kalo ada dangdut. yang ada diotakku biduan-biduan dengan dress atau tepatnya daster dengan corak macan, terus make up tebelnya 5 senti, rambutnya merah kuning ijo, terus 'menggelinjangkan' badan kemanapun mereka suka.
Aku jadi sadar, ternyata aku nguasain 'cengkok' dangdut. aku kira, cengkok itu emang gampang, dan semua orang bisa. ternyata nggak juga. Nggak banyak orang yang bisa cengkok. Sampe sekarang aku juga bingung mesti bangga atau meratapi nasib gara-gara cengkok ini.
Kalo aku telusuri sejarahnya, aku nggak pernah ikut latihan nyanyi, apalagi dangdut. dugaanku tersangka utama atas kasus ini adalah abang-abang kaki lima yang suka jualan cd dangdut. Dulu hampir tiap bulan aku ke rumah nenek, terus tiap kerumah nenek, hari minggu pagi pasti aku ngamuk pengen ikut ke pasar. dan HARUS NAIK BECAK. Rasanya naik becak ke pasar itu, kayak jadi princess yang naik kereta kuda di royal wedding. sebenernya agak kejam sih kalo mau nyamain abang tukang becaknya sama kuda, nggak jadi kereta kuda deh.
Lanjut ke naik becak, di jalan mau kepasar itu banyak orang dikanan kiri, terus yang jualan juga banyak. Terutama.... tukang jualan cd dangdut bajakan. kan biar banyak orang beli, abang-abangnya itu pada lomba gede-gedean suara dangdutannya. dari jarak 1 kilometer aja 'dug-dug' dari tapenya masih berasa banget di jantung. terus dug-dug dan cengkokan biduannya itu menyerang aku, wiwin yang waktu itu masih sangat kecil dan polos, masih cantik dan masih lucu. terus ngalir ke pembuluh darah,  dan gimana ceritanya pokoknya sampe ke pita suara. dug-dug itu mengendap selama bertahun-tahun, dan diusia 14 tahun, ketika wiwin sudah berani nyanyi dangdut, terjadilah peristiwa tadi. Dirumah aku coba cari referensi lagu dangdut yang hi-class dan yang nggak 'begitu-begituan'. ternyata, oh nooo, suaraku emang asli cengkok.
Terus dari dangdut, lama-kelamaan wiwin mulai sering mendengar dunia persindenan. dan ketika wiwin menunjukkan bakatnya di depan umum. reaksinya sama kayak pas wiwin nyanyi dangdut.
Enak kalo speechlessnya orang-orang itu gini " sumpah, gila suara lo asli kayak Celine Dion" . tapi ini, " win, lo siapanya soimah sih?". sekali lagi, Tragis.
Siapa tau suatu saat cengkok itu mengantarkan wiwin menjadi sinden nomor 1 di dunia, dan mengangkat persindenan menjadi musik internasional. terus billboard (semoga bener tulisannya) diiisi sama lagu-lagu sindennya wiwin, dengan peringkat teratas yaitu "Lingsir Wengi". meskipun demikian, sampe sekarang jadi "sinden internasional" atau "biduan internasional" nggak pernah masuk dalam list cita-citaku ._.


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar